Categories
Popular News

Intip Sejarah Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) Part 1

Budaya memasang undian atau lotre memang cukup marak terjadi di banyak negara maju. Seperti halnya terjadi pada negara Jepang sampai negeri Paman Sam Amerika Serikat.

Coba sahabat Bonanza88 bayangkan mulai dari pertandingan sepak bola hingga e-sport pun ada bagian dari lotrenya sendiri. Pasalnya lotre ialah salah satu bentuk perjudian.

Kondisi ini bukan sebagai hal yang aneh. Pasalnya jika kehadiran lotre menjadi sebuah hiburan bagi masyarakatnya. Artinya, siapa saja bebas memainkan lotre atau undian berhadiah.

Namun jelas undian atau lotre jelas tidak cocok dengan budaya di Tanah Air. Lantaran memang pemerintah tegas melarang legalisasi lotre yang dinilai bertentangan dengan moral bangsa.

Akan tetapi siapa yang mengira jika undian dan lotre dulu pernah dilegalkan oleh pemerintah di zaman orde baru. Alasannya, sebagai sebuah dana undian yang  diperuntukan untuk pembangunan di Tanah Air.

Tentu saja semua itu sudah ada sistem yang mengaturnya sehingga tak mencolok sebagai salah satu bagian dari praktik perjudian.

Yups, kala itu Presiden Soeharto memang sempat melegalkan judi lotre berkedok sumbangan pada 1991-1993 silam. Di mana, nama program Soeharto yakni Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB).

Diketahui, Soeharto melegalkan SDSB pada saat itu dengan dalih untuk pengembangan dana olahraga di Tanah. Pada kenyataannya, sistem sumbangan ini memang mirip judi yang telah ada sebelumnya di Indonesia.

Peredaran kupon SDSB sendiri dikelola oleh sebuah Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS). Ini telah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor BS-10-4/91 yang diteken Mensos Haryati Soebadio.

Usut punya usut, Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial sendiri diduga disponsori langsung oleh Presiden Soeharto.

Sebelum mengenal lebih jauh tentang SDSB ada baiknya sahabat Bonanza88 mengetahui terlebih dahulu praktik perjudian di Tanah Air.

Praktik Perjudian di Indonesia

Bisa dikatakan, praktik perjudian di Indonesia memiliki sejarah panjang. Perjudian sendiri telah muncul sejak ada di zaman kolonial Belanda. 

Pada zaman itu, judi tidak sekedar dianggap sebagai hiburan saja, melainkan juga sebagai media perputaran uang dalam sistem cash market. 

Saat itu, pusat perjudian untuk lotre toto pun mulai dibangun di sebuah kawasan ramai Batavia yang mana menjadi sebuah pusat pemerintahan serta perdagangan.

Sejak saat itulah sejarah judi togel tercipta di Indonesia. Penduduk lokal pun ikut terpengaruh orang Belanda bermain lotre toto. Siapa saja boleh memainkannya sebagian bagian dari strategi cash flow kolonial Belanda.

Caranya yakni dengan penarikan pajak yang didasarkan pada kebutuhan kas VOC yang cukup besar demi menjaga kekuasaan di Nusantara.

Praktik perjudian memang sempat mengalami surutnya pada masa orde lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.

Soekarno pun mengeluarkan sebuah peraturan Keppres No. 114 tahun 1965 yang mana menyatakan jika segala bentuk perjudian lotre dianggap ilegal lantaran dinilai merusak “moral anak bangsa.

Namun setelah memasuki era orde baru praktik perjudian kembali bangkit. Bahkan pasca Kemerdekaan Indonesia pun, praktik perjudian seperti togel mulai merajalela di pelbagai kota besar di Indonesia.

Awal Lahirnya SDSB di Indonesia

Pada saat ada di satu titik pemerintah membutuhkan dana sangat besar untuk pembangunan negara. Pada tahun 1960, Presiden Soeharto mengambil langkah besar dengan melegalkan undian berhadiah yang dikelola Yayasan Rehabilitasi Sosial.

Yayasan ini didirikan oleh pemerintah untuk mengelola judi legal ini. Langkah pemerintah untuk memilih legalisasi bisnis perjudian karena sudah dipastikan dapat membawa keuntungan yang sangat besar.

Akibatnya, praktik perjudian semakin menjamur hingga pada tahun 1974, diterbitkan sebuah Undang-Undang Nomor 11 tentang Penertiban Perjudian. 

Meskipun dalam perjalanannya praktik judi sudah mulai dilarang, namun sebaliknya pada prakteknya di lapangan masih merajalela utamanya terjadi di kota-kota besar. 

Lantaran melihat fenomena tersebut sebagai ajang mengambil keuntungan dan kesempatan, salah seorang pengusaha terkenal di dunia perjudian mulai berpikir untuk dapat melegalkan judi secara terelubung.

Tentu dengan alasan untuk keperluan sosial serta kemanusiaan di Tanah Air. Hingga pada tahun 1978, Pemerintah akhirnya melalui Usaha Undian Harapan membuat sebuah program ‘judi terselubung’ yang lebih dikenal dengan SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah).

Berdasarkan catatan sejarah yang beredar, setidaknya tidak kurang dari 4 juta kupon SDSB pada kala itu telah disebar untuk bisa dibeli masyarakat.

Nantinya, kupon SDSB tersebut diundi tiap dua pekan di awal bulan. Di mana Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS) ditunjuk langsung oleh pemerintah sebagai operator yang mempunyai kantor pusat di Jakarta. 

Bagaimana tidak, keuntungan yang dapat diraup dari hasil kupon SDSB ini dapat mencapai angka sebesar Rp 1 triliun rupiah. Sebuah nominal yang sangat fantastis pada zaman tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *